BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Selasa, 01 September 2009

Bukan Karena Obsesi

Hari itu dimulai disaat dia menjadi temanku di sebuah jaringan sosial internet yang lagi ngetren sekarang ini yang hampir 90% anak muda diindonesia menggunakannya, bagiku hal ini biasa-biasa saja berteman di jaringan sosial itu, tapi bulan lalu dia memposting sebuah tulisan yang mengatakan “Bunuh saja sekalian diriku dari pada kau hancurkan hatiku”. dan spontan kutanyakan sebagai rasa penasaranku kepadanya tak bisa kupungkiri kalau kumasih mengharapkannya, dan dengan singkat jawabannya “begitulah perasaanku sekarang” apakah ini berita gembira buatku saya rasa tidak, tapi muncul harapan - harapan ingin bersama dengannya walaupun itu hanya sebagai seorang teman. Dan saat itulah aku datang bak seorang pahlawan kesiangan sebagai pelipur lara dengan memberikan perhatian yang cukup walaupun itu hanya sebuah pesan pendek karena aku tak cukup berani lebih dari itu dan aku tak ingin terlalu banyak berharap seperti sebelumnya. Dia muncul lagi dalam pikiranku setelah mulai perlahan-lahan hilang dari pikirku, saya tak ingin mengatakan kalau aku mencintainya, menyukainya kurasa ini hanyalah sebuah obsesi untuk mendapatkan sesuatu yang belum sempat kudapatkan dan kesempatan itu muncul disaat tak ada seorang yang special disampingku. Dan perasaan inilah yang kutahan dan tekan sekuat mungkin agar tidak menjadi bumerang buatku nantinya karena saya tak ingin memperoleh sesuatu bukan karena obsesi tapi ketulusan dan keikhlasan, ku tak ingin nantinya menjadi pasangan seperti api dengan kayunya di perapian yang rela menghabisi sang kayu agar selalu hidup Tapi toh kalo nantinya aku masih berusaha mendekatinya saya pikir itulah ketulusan……..(sambil tersenyum-senyum), saya tak terlalu banyak cerita tentang hal ini, takut nantinya akan jadi fitnah dan saya rasa ini cukup buat curhat kali ini.hehehehe

Rabu, 15 Juli 2009

Jangan panggil aku sebutan itu lagi

Ada hal yang tak ingin kita dengarkan tapi selalu saja terngiang di telinga layaknya lagu peterpan atau lagu apapun itu yang banyak orang menyukainya tapi bagiku itu sungguh sangatlah menggangu. Paijo itulah panggilanku yang sering terdengar ditempatku menimba ilmu, lebih dari lima tahun selalu kudengar panggilan itu dan itu sungguh mengganggu bagiku, dan selama itu pula aku berpura-pura membiasakan diriku nyaman dengan panggilan itu. Paijo bukanlah sepenuhnya diriku dia hanyalah seorang yang penuh dengan kepura-puraan, topeng kehidupan. Berpura-pura dan membiasakan mendengar pangilan itu hampir tak bisa kubedakan, apakah saya sedang berpura-pura atau berusaha untuk terbiasa sepertinya itu sama saja. Terkadang aku berpikir bahwa topeng yang aku pakai sepertinya akan menjadi tabiat asliku jika tak akan segera kulepas (bukan topengnya manusia milenium ya…..) tapi topeng hanyalah topeng yang kapan saja bisa dilepas dan tak akan pernah menjadi tabiat asliku. Pernah aku berusaha untuk mengacukan panggilan itu namun apa yang terjadi justru saya dianggap negatif (juga tuli, hehehe…..). Dan akhirnya akupun dikenal sebagai paijo bukan namaku yang sebenarnya, tidak apa pikirku, yang dia kenal hanyalah paijo dan sampai kapanpun tidak akan mengenal diriku, dan kemungkuinan lima tahun yang akan datang disaat aku kembali (kalo umurku panjang) paijo hanya secuil yang tau dan akupun menjadi orang baru, apakah itu yang aku inginkan?, saya rasa itu tergantung diriku. “Ada kalanya kita harus menerima sesuatu yang tidak sesuai dengan kemauan kita dan ada kalanya kita harus meninggalkan sesuatu yang menjadi kebiasaan kita”.

Minggu, 29 Maret 2009

M’She, Engkau Begitu Membekas

Hari itu engkau hadir mengukir sesuatu dalam pikirku seolah engkau terukir di batuan beku yang takkan pernah hilang samapai kapanpun, walaupun dikala itu Cuma beberapa detik tapi engkau begitu membekas. Akhhhhh…… itu hanyalah suatu kekaguman pada makhluk Tuhan yang begitu indah (pikirku), tapi kenyataannya sampai sekarang engkau masih membekas, walau pernah ada beberapa yang berusaha mengahapus dan mengantikan goresan itu dan itu tak pernah berhasil. Mungkinkah saya belum mendapatkan bunga yang bisa menarik perhatianku dan mengakhiri pencarian panjangku (hehehe….kumbang kale) Sebelumnya saya selalu berpikir bahwa rasa cinta itu muncul bila ada sebuah pasangan terlibat story dari sebuah adventure, seperti halnya sebuah film (lihat aja bagian romannya) baik itu komedi, petualangan, action, drama atau apapun itu.(ini bukan korban film loch tapi memang kenyataan). Makanya ku tak pernah percaya kalo cinta itu muncul tanpa ada history sebelumnya dan bagiku cinta pandangan pertama (CPP) itu hanyalah sebuah kekaguman atau rasa ingin memiliki (nafsu). Tapi……..apa yang saya rasakan sekarang tidaklah melewati sebuah adventure, entahlah rasa itu cinta, suka, kagum atau apapun itu, biarlah menjadi story dalam history kehidupanku, mungkin butuh waktu yang cukup lama untuk dapat menentukan rasa itu, mending kuluangkan waktuku untuk selalu berzikir dan berdoa pada Allah SWT agar diberi jalan dan petunjuk. Pernah ada teman berkata “antara cinta dan nafsu mempunyai nilai (Range) yang tumpang tindih, so…, amat sulit dibedakan satu sama lain seperti halnya seorang geosains yang perlu banyak metode untuk menentukan litologi dibawah permukaan bumi” Ada layaknya dalam sebuah kehidupan adalah dengan berpikir, merenungi apa yang telah ada, mungkin aku tidak berada diantaramu karena engkau telah menjadi milik orang lain.